Optimasi Struktur Web dengan Internal Link Building

Membangun internal link

Optimasi internal link adalah salah satu bagian dari on page SEO. 

Internal link juga sama pentingnya dengan external link (backlink) dalam hal optimasi website.

Seperti yang kita tau bahwa on page SEO (optimasi dari dalam website) memiliki peran yang lebih penting ketimbang off page SEO (optimasi dari luar website).


Seperti halnya membangun rumah, semakin kuat pondasinya maka akan semakin bagus.

Ini juga berlaku pada website.


Internal Link

Internal link bisa diartikan sebagai tautan (link) dari satu halaman ke halaman lain di website yang sama.

Lalu seberapa pentingkah internal link ?

Dengan internal link, kita bisa mempermudah pengunjung untuk melihat dan membaca konten kita yang lain.

Dengan begitu, pengunjung dan mesin pencari dapat dengan mudah mengekplorasi situs. Semakin baik internal link dalam sebuah konten maka akan semakin bagus peringkat konten itu di Google.

Ini juga menyangkut betah atau tidaknya pembaca website anda.

Langkah-Langkah Membangun Internal Link

Berikut ini beberapa langkah membangun internal link yang selalu saya terapkan di setiap website yang saya buat.

Langkah 1 - Siapkan piramida konten

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan piramida konten.

Apa itu piramida konten ?

Simpelnya...

Piramida konten adalah konten dengan topik yang sama tapi dengan pembahasan yang berbeda.

Misalnya.

Anda membuat konten "panduan belajar SEO untuk optimasi Blog dan Website"

... nah, didalam konten ini banyak sub judul lain yang belum dibahas.

Seperti, " backlink, link building, riset keyword, content marketing, dan lain-lain."

Inilah piramida konten, dimana ada konten utama dan juga konten pendukung yang keduanya saling melengkapi. Dengan begitu, kita bisa menempatkan internal link yang menghubungkan kedua konten tersebut.

Langkah 2 - Internal link dalam konten dengan anchor text

Buat internal link di dalam konten website anda.

Kenapa harus di dalam konten ?

Link terbaik adalah yang ada dan menyatu di antara kalimat-kalimat dalam konten.

Selain karena lebih terlihat natural, link dalan konten juga memiliki persentase klik (dilihat pembaca) lebih banyak dibanding link diluar konten.

lalu apa itu anchor text ?

Singkatnya, anchor text bisa diartikan sebagai "kata kunci" atau keyword dari artikel yang kita buat.

Menggunakan anchor text pada link yang dibuat tentu akan meningkatkan nilai SEO dari konten tersebut di mata Google.

Tapi yang perlu di ingat.

Jangan paksakan setiap link dengan keyword tertentu secara berlebihan, usahakan gunakan kalimat dan keyword senatural mungkin agar tetap nyaman dibaca.

Langkah 3 - Link harus menghubungkan konten yang relevan

Jangan pernah menghubungkan link dalam konten dengan konten lain yang memiliki topik berbeda.

Contohnya :
Konten 1 membahas soal "blogging dan SEO", konten 2 membahas "internet marketing", dan konten 3 membahas "resep makanan".

... nah, disini anda bisa menghubungkan konten 1 dan konten 2 dengan internal link. Sebaliknya, jangan pernah menghubungkan konten 3 dengan konten 1 dan 2.

Meski terlihat sepele, hal seperti ini biasanya akan berdampak buruk terhadap para pembaca website.

Langkah 4 - batasi jumlah link dalam satu konten

Pasti ada yang beranggapan semakin banyak link dalam sebuah konten maka akan semakin bagus.

Ini salah besar.

Jumlah link yang berlebihan dalam satu konten justru akan membuat kenyamanan pembaca terganggu.

Jadi sebaiknya tempatkan link sewajarnya dalam satu konten.

Ingat tujuan dari internal link adalah membantu memudahkan pembaca dalam melakukan navigasi dari satu konten ke konten lain yang relevan.

Selama tujuan ini terpenuhi, anda tidak perlu mempedulikan soal jumlah link atau penempatannya.

Buat saja senatural mungkin.

Langkah 5 - navigasi website dan related post

Ini adalah widget wajib yang harus ada di website anda.

Saya sendiri biasanya selalu mengarahkan link di navigasi website ke label atau kategori konten tertentu.

Anda juga bisa langsung mengarahkannya ke konten utama di website anda.

Kemudian untuk related post sendiri bisa ditempatkan di sidebar atau bagian bawah konten.

Khusus untuk related post di bawah konten sebaiknya gunakan tag kondisional sesuai kategori atau label agar lebih relevan dengan topik yang dibahas.

Langkah 6 - setiap link harus dofollow

Seperti yang kita tau, ada jenis link nofollow dan juga dofollow.

Link dengan jenis nofollow pada umumnya tidak mendistribusikan otoritas dari setiap halaman web.

Link jenis ini tidak akan memberikan dampak SEO yang bagus bagi halaman yang dioptimasi. Karena itu banyak blogger yang lebih mengutamakan link dofollow saat mencari backlink.

Google sendiri juga lebih memprioritaskan link dofollow dalam menentukan peringkat website di halaman pertamanya.

Apakah link di website kita harus dofollow semua ?

Ada beberapa pengecualian.

Gunakan rel "nofollow" di link yang ke halaman statis seperti kontak, sitemap, dan halaman privasi.

Sedangkan link yang menuju ke konten atau website lain pastikan selalu gunakan rel "dofollow".

Langkah 7 - hindari link yang bersifat otomatis

Banyak sekali widget yang bisa digunakan untuk membuat link secara otomatis di dalam website.

Hal ini memang memudahkan kita dan mempercepat pembangunan internal link dalam web.

Tapi perlu di ingat !

Setiap widget otomatis ini selalu menggunakan plugin atau javascript yang justru akan memperberat loading website.

Karena itu sebaiknya hindari penggunaan widget yang serba otomatis di website anda.

Penutup

Pondasi setiap website dibangun dari internal link yang terstruktur dan juga konten yang berkualitas.

Tanpa adanya konten yang memadai, internal link tidak akan berdampak pada SEO dan peringkat website anda.

Karena itu dalam membuat konten usahakan selalu memprioritaskan kepuasan para pembaca.