6 Teknik Follow Up Calon Pembeli (99% Pasti Closing)
April 05, 2021
Tugas itu adalah melakukan tindak lanjut (follow up) untuk memastikan mereka yang tertarik dengan produk anda segera melakukan pembelian.
Dalam bisnis online, terkadang tidak semua orang yang tertarik langsung memutuskan closing seketika.
Ingat !
Tidak semua yang order, benar-benar transfer.
Kadang ada juga yang PHP (pemberi harapan palsu), ada juga yang HIT & RUN (habis nanya pergi), ada juga yang POP (pemberi orderan palsu).
Semua masalah ini jangan sampai terjadi pada bisnis anda.
Karena itu, anda perlu melakukan yang namanya follow up.
![]() |
Teknik follow up |
Berbicara soal follow up, coba perhatikan fakta menarik yang diungkap Hubspot berikut ini:
Sebelum masuk ke pembahasan soal teknik follow up, anda harus memahami 3 poin penting ini.
Kenapa Harus Beli dari Anda
Ini akan jadi pertanyaan yang sering diajukan oleh customer. Karena itu anda perlu menyiapkan jawabannya.Beri mereka alasan, kenapa harus membeli produk dari anda, bukan dari orang lain.
Misalnya, apakah produk yang anda jual lebih tahan lama, pengirimannya lebih cepat, atau bahan bakunya lebih berkualitas.
Intinya tunjukan kelebihan produk anda dibanding produk sejenis yang dijual orang lain.
Trust Adalah Kunci Penjualan
Kepercayaan customer adalah kunci dari segala penjualan. Semakin mereka percaya dengan anda, semakin yakin juga mereka untuk melakukan pembelian.Untuk membangun trust, anda perlu sebuah personal branding yang kuat.
Tapi jika belum memilikinya, anda bisa manfaatkan bukti otentik seperti testimoni, endorsement, sertifikat produk, dan lain sebagainya.
Selain itu, anda bisa gunakan beberapa tips berikut untuk membangun kepercayaan customer:
- Fast respon dan selalu ramah
- Bangun interaksi sebagai teman
- Berikan sampel secara gratis
- Sharing tips yang bermanfaat
Tunjukan Urgensi Produk
Salah satu alasan kenapa seseorang tidak mau segera closing, karena mereka pikir bisa membeli produk anda kapan saja. Bukan sekarang, tapi nanti, kapan-kapan, besok, atau lusa.Untuk mengatasi hal ini, anda butuh sebuah urgensi agar mereka mau melakukan pembelian sekarang juga.
Misalnya:
- Beri promo yang hanya berlaku hari ini
- Diskon terbatas
- Bonus spesial jika beli hari ini
- Stock terbatas, dan besok akan habis
- Harga lebih murah jika beli sekarang
Gimana?
Sudah paham kan.
Sekarang mari kita bahas 6 teknik follow up yang akan membuat calon pembeli segera memutuskan untuk closing.
Simak, berikut pembahasannya.
Ini merupakan salah satu teknik copywriting yang digunakan untuk menyetir jawaban pembaca agar berkata "Ya" pada pilihan yang diajukan.
Misalnya begini, banyak orang gagal memfollow up, karena mereka salah mengajukan pertanyaan:
Sudah paham kan.
Sekarang mari kita bahas 6 teknik follow up yang akan membuat calon pembeli segera memutuskan untuk closing.
Simak, berikut pembahasannya.
1. Teknik Double Binding
Jika anda membaca panduan Facebook copywriting, anda pasti paham soal teknik double binding.Ini merupakan salah satu teknik copywriting yang digunakan untuk menyetir jawaban pembaca agar berkata "Ya" pada pilihan yang diajukan.
Misalnya begini, banyak orang gagal memfollow up, karena mereka salah mengajukan pertanyaan:
Kak, jadi beli gamisnya enggak?
Mas, jadi beli jam tangannya enggak?
Dengan pertanyaan seperti itu, kebanyakan pembeli justru berkata "Tidak" daripada "Ya".
Alasannya karena pertanyaan yang diajukan memiliki dua pilihan jawaban, antara "Ya" dan "Tidak".
Sedangkan dalam teknik double binding, kita akan mengajukan pertanyaan yang pilihan jawabannya, berupa "Ya" dan "Ya".
Sampai sini paham !
Oke lanjut, sekarang kita tulis rumus penulisan teknik double binding.
Mbak/Mas/Kak, orderan yang kemarin, mau [sugesti] + [y] atau [y] ?
Contohnya seperti ini...
Alasannya karena pertanyaan yang diajukan memiliki dua pilihan jawaban, antara "Ya" dan "Tidak".
Sedangkan dalam teknik double binding, kita akan mengajukan pertanyaan yang pilihan jawabannya, berupa "Ya" dan "Ya".
Sampai sini paham !
Oke lanjut, sekarang kita tulis rumus penulisan teknik double binding.
Mbak/Mas/Kak, orderan yang kemarin, mau [sugesti] + [y] atau [y] ?
Contohnya seperti ini...
Mas, orderan kemarin, mau ditransfer ke BCA atau BRI?
Mba, orderan gamisnya, mau dikirim pakai JNE atau TIKI?
Kak, orderan kerudungnya, mau dikirim hari ini atau besok?
Gimana, sudah paham kan. inti dari teknik ini sebenarnya simpel, anda hanya perlu mengajukan pertanyaan yang pilihan jawabannya hanya "Ya" dan "Ya".
Selain digunakan untuk keperluan promosi, teknik ini juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan follow up pada calon pembeli.
Contohnya:
2. Teknik Presuposisi
Dalam hypnotic writing, sebenarnya ada teknik yang diberi nama presuposisi (asumsi terselubung), tujuannya untuk memberikan efek hipnotis pada pembaca sehingga mereka mau membeli produk yang anda jual.Selain digunakan untuk keperluan promosi, teknik ini juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan follow up pada calon pembeli.
Contohnya:
Oh ya Mas/Mba, sebelum transfer, masih ada yang ingin ditanyakan soal produknya?
Perhatikan kata "sebelum transfer". Dengan memakai kata ini, berarti kita mengasumsikan dia bakalan transfer.
Cara seperti ini jauh lebih efektif dibanding mengganti kata "sebelum transfer" dengan kata "apa".
Jadinya begini...
Oh ya Mas/Mba, apa masih ada yang ingin ditanyakan soal produknya?
Engga enak kan.
Biar makin paham, coba baca beberapa contoh teknik presuposisi dibawah ini:
Jika mereka mengungkapkan alasannya, itu artinya mereka sudah benar-benar setuju untuk membelinya.
Contohnya:
Itu mungkin karena mereka belum yakin dan masih ragu dengan produk yang anda jual.
Solusinya, berikan testimoni dari para pembeli anda sebelumnya, baik berupa screenshot, gambar, atau cerita.
Adanya testimoni tentu akan semakin meyakinkan pembaca untuk beli produk dari anda.
Orang yang belum tau apa value yang didapat dari membeli produk anda, cenderung ragu-ragu untuk melakukan pembelian.
Solusi untuk hal ini adalah dengan menawarkan bantuan, misalkan:
Oh ya Mas/Mba, kira-kira rencana mau transfer kapan ya?(asumsinya dia mau transfer, cuma kapan?)
Oh ya Kak, karena kemaren kakak sudah order produknya, saya penasaran, kira-kira kakak mau selesain pembayarannya siang ini atau sore?(asumsinya dia mau bayar, cuma mau bayarnya siang apa sore ?)
3. Tanya Alasan Beli
Tanyakan alasan pada pembaca kenapa mereka mau beli produk anda.Jika mereka mengungkapkan alasannya, itu artinya mereka sudah benar-benar setuju untuk membelinya.
Contohnya:
Mba, kalau boleh tau, kenapa mba tertarik beli produk saya ini?
Mas, kalau boleh tau, kenapa ya pengen beli produknya dari saya, bukan dari yang lain?
4. Berikan Testimoni
Jika anda menemukan pembaca yang banyak nanya namun tidak segera melakukan pembelian.Itu mungkin karena mereka belum yakin dan masih ragu dengan produk yang anda jual.
Solusinya, berikan testimoni dari para pembeli anda sebelumnya, baik berupa screenshot, gambar, atau cerita.
Adanya testimoni tentu akan semakin meyakinkan pembaca untuk beli produk dari anda.
5. Tawarkan Bantuan
Salah satu kendala utama yang sering dialami calon pembeli adalah mereka belum tau atau belum teredukasi dengan produk knowledge yang anda jual.Orang yang belum tau apa value yang didapat dari membeli produk anda, cenderung ragu-ragu untuk melakukan pembelian.
Solusi untuk hal ini adalah dengan menawarkan bantuan, misalkan:
Mas/Mba, ada yang ingin ditanyakan terkait produk yang kemarin?
Mba, apakah mba butuh bantuan?
Intinya kita harus terlebih dahulu memulai interaksi dengan pembaca.
Tawarkan bantuan, sekaligus jelaskan keuntungan yang pembaca dapat jika membeli produk dari anda.
6. Telepon Langsung
Telepon langsung calon pembeli merupakan solusi terakhir dalam melakukan teknik follow up. Ini dilakukan untuk mendapatkan kepastian apakah dia mau beli atau tidak.Paling tidak, jika anda sudah mendapat jawaban dan kepastian. Anda bisa lanjut memfollow up calon pembeli lainnya.
Itulah 6 teknik yang bisa anda gunakan saat memfollow up calon pembeli yang sempat menunda untuk membeli produk anda.
Selamat mencoba, semoga berhasil.